1. Ekstrak daun sukun
400 gram serbuk simplisia dimaserasi dengan
etanol 70% dalam keadaan tertutup rapat dan terhindar dari cahaya selama 5 hari
sambil sesekali digoyang, disaring menggunakan kertas saring, selanjutnya
dimasukkan ke dalam Rotary evaporator
lalu diuapkan di atas penangas air pada suhu 40°C sampai memperoleh ekstrak
kental (Depkes RI, 2011; Depkes RI, 2000).
2.
Ekstrak daun stevia
350 gram serbuk daun stevia dimaserasi
menggunakan 3500 ml pelarut etanol 96% selama 3 hari. Maserat kemudian
dipekatkan menggunakan alat rotary
evaporator kurang lebih 40°C sampai didapatkan ektrak kental.
3. Formula krim dan pembuatan krim
Fase minyak dibuat dengan cara meleburkan setil alkohol, parafin cair, asam stearat dan propil paraben dalam cawan porselen diatas penangas air hingga suhu 70°C sambil diaduk hingga homogen. Fase air dibuat dengan melarutkan metil paraben dalam propilen glikol dan ditambahkan trietanolamin pada suhu 70°C Selanjutnya fase minyak dituang ke dalam fase air dalam mortir panas, digerus sampai suhu 25°C dan terbentuk massa krim. Ekstrak kemudian ditambahkan dalam krim yang telah terbentuk. Sediaan krim yang sudah jadi lalu dimasukkan ke dalam wadah.
1.
Uji organolepstis dilakukan secara visual, komponen
yang di evaluasi mliputi bau, warna, bentuk dan tekstur sediaan krim.
2.
Uji viskositas krim dilakukan dengan cara sebanyak 20
gram krim dimasukkan ke dalam beaker
glass, dipasang dengan diturunkan sampai batas spindel tercelup. Tekan
power pada alat agar alat mengkalibrasi terlebih dahulu. Kemudian, pilih
spindle yang cocok dengan kecepatan yang disesuaikan (Yumas, 2016). Replikasi
dilakukan sebanyak 3 kali.
3.
Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang krim kurang
lebih 1 gram diletakkan di tengah kaca bundar, di atas kaca diberi anak timbang
sebagai beban dan dibiarkan 1 menit. Diameter krim yang menyebar (diambil
panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi) diukur kemudian ditambahkan 50 gram,
100 gram, 150 gram sebagai beban tambahan, diamkan setelah 1 menit setelah
penambahan beban dicatat diameter krim yang menyebar seperti sebelumnya. Cara
tersebut diulangi untuk setiap formula krim yang diperiksa masing-masing 3 kali
(Zulkarya dan hastuti, 2018).
4.
Uji daya lekat
Sebanyak 0,25 gram krim
dioleskan pada plat kaca. Kedua plat ditempelkan sampai plat menyatu. Krim
diantara plat kaca ditekan dengan 80 gram selama 5 menit. Plat kaca yang
menempel dipasang pada alat uji daya lekat dan dilepas dengan beban, kemudian
dicatat waktu pada saat kedua plat tersebut lepas. Replikasi dilakukan sebanyak
3 kali.
5.
Uji pH dilakukan dengan cara sediaan ditimbang sebanyak
5 gram dan dilarutkan dalam 45 ml akuades. Penentuan nilai pH dilakukan
menggunakan pH meter (Amaliah dan Pratiwi, 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar