Selasa, 08 Agustus 2023

Regimen Terapi farmakologi Konstipasi dan Diare

 Apasih Perbedaan Konstipasi dan Diare? 

Konstipasi atau sembelit merupakan keadaan dimana tinja mengeras, susah keluar, BAB jarang dan keluar darah saat mengejan. Sedangkan diare merupakan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari, feses cair dan tubuh terasa lemas atau dehidrasi.

Tanda dan gejala konstipasi 

1. Penurunan gerak peristaltik usus
2. Penurunan air dan lemak
3. Frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu
4. Tinja keras dan sulit keluar

Regimen Terapi farmakologi Konstipasi

Konstipasi
Untuk 1st terapi konstipasi adalah stimulan karena stimulan memiliki onset yang cepat. 

Terapi Non Farmakologi Konstipasi

1. Asupan serat dan cairan yang tinggi
2. Atur pola makan
3. Cuci tangan sebelum makan

Macam-Macam Golongan Obat Konstipasi

1. Osmotik
    Osmotik bekerja dengan meningkatkan osmosis dan menahan air yang mendorong tinja keluar dapat     bertahan di usus. Contoh obat golongan osmotik diantaranya yaitu laktulosa, garam magnesium, PEG     dan gliserin.
2. Bulk laksativ
    Bulk laksativ bekerja membentuk massa pada feses dengan menahan air di usus dan                                mempertahankan gerak peristaltik usus. Contoh golongan bulk laksativ diantaranya adalah serat dan     metil selulosa.
3. Emolien
    Emolien atau pelunak feses bekerja dengan menambahkan air dan lemak kedalam feses. 
    Contoh obat golongan emolien diantaranya yaitu natrium docusate dan paraffin cair.
    Hindari penggunaan obat golongan emolien dalam jangka waktu yang panjang.
4. Stimulan
    Stimulan bekerja dengan meningkatkan peristaltik usus.Contoh obat golongan stimulan adalah                 bisacodil dan senna. Efek samping golongan stimulan adalah diare dan hipokalemia.

Lini terapi untuk anak < 1 tahun     : Ekstrak malt, sirup jagung, laktulosa dan sorbitol
Lini terapi untuk anak >1 tahun   : PEG 1st, alternatif lain dapat menggunakan laksatif stimulan dan docusate.
Lansia                                              : larutan PEG
Ibu hamil                                         : Bisacodil suppo

DIARE

Lini terapi diare terbagi menjadi 2, yakni diare akut dan diare kronik.

Diare Akut

Diare akut terjadi selama <3 hari (tanpa infeksi), terdapat 2 terapi untuk diare akut:
1.  Antimotilitas atau opiat dan turunannya
    Antimotilitas atau opiat dan turunannya bekerja dengan mengurangi peristaltik di usus atau                      menghambat pergerakan usus.
    Contoh obat golongannya : loperamid dan difenoksilat.
2. Pengganti cairan dan elektrolit
    Penggunaan pengganti cairan dan elektrolit bertujuan untuk mengatasi dehidrasi pada pasien diare.        contoh obatnya yaitu oralit dan zinc.

Diare Kronik

Diare Kronik disebabkan oleh infeksi bakteri, feses berdarah dan berlendir serta diare terjadi selama >14 hari. Untuk terapi diare kronik harus menggunakan antibiotik.
Contoh obat terapi diare kronik :
1. Antibiotik
    Ciprofolxacin, digunakan untuk diare kronik akibat infeksi bakteri shigella, salmonella dan e.coli.
    Doxiciclin, digunakan untuk infeksi bakteri kolera.
    Azitromicin, digunakan untuk infeksi bakteri campilo bacter pylori.
2. Antisekretori (bismuth subsalicil)
3. Adsorben (kaolin pectin dan attapulgit)
   Adsorben bekerja dengan menyerap zat beracun serta nutrisi karna tidak selektif. efek samping:               konstipasi.

Terapi Diare Untuk Anak 

1. 1st Oralit
    Oralit diencerkan dalam 200 ml air atau dapat menggunakan garam dan gula dengan perbandingan 
    4 : 1
2. Zinc
    Zinc bekerja dengan memperbaiki motilitas usus.
    <6 bulan : 10 mg/hari (10 hari)
    >6 bulan : 20 mg/hari (10 hari)
3. Bayi <6 bulan (asi dan susu formula), >6 bulan (oralit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar