Kamis, 17 Agustus 2023

Eksipien Tablet, Metode Pembuatan Tablet Dan Evaluasi Tablet

        Tablet dalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet yang berbentuk kapsul disebut kaplet. Penggolongan tablet berdasarkan metode pembuatannya yaitu tablet kempa, tablet cetak, tablet kunyah, tablet effervecent, tablet hisap, tablet sublingual, dan tablet bukal.

Komponen Zat Tambahan Dalam Formula Tablet 

1. Filler, Dilluent (bahan pengisi)

Filler atau dilluent berfungsi untuk memperbesar volume tablet agar mudah dicetak atau dibuat. Contoh bahan yang berfungsi sebagai filler dan diluent adalah selulosa mikrokristal, laktosa, pati, kalium fosfat dan dibase.

2. Binder (bahan pengikat)

Binder berfungsi untuk memberikan daya adhesi pada masa serbuk sewaktu granulasi dan menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Contoh bahan yang berfungsi sebagai binder adalah gom, akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metil selulosa, CMC, pasta pati terhidrolisis, dan selulosa mikrokristal.

3. Desintegran (bahan penghancur)

Desintegran berfungsi untuk mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Contoh bahan yang berfungsi sebagai desintegran adalah senyawa asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talkum.

4. Antiadheren 

Antiadheren berfungsi untuk mencegah penempelan tablet pada punch atau pada dinding die. 

5. Glidan (pelincir)

Glidan berfungsi untuk meningkatkan kemampuan mengalir serbuk. Contoh bahan yang mengandung glidan adalah silika pirogenik koloidal.

6. Adsorben

Adsorben merupakan zat yang mampu mempertahankan cairan dalam jumlah yang banyak tanpa menjadi basah. Zat yang mencegah tablet basah dan mencegah lengket dicetakan. Contoh bahan yang berfungsi sebagai adsorben adalah bolus alba, kaolin dan bentonit.

7. Zat perasa

Contoh bahan yang berfungsi sebagai perasa adalah sukrosa, laktosa, dextrosa, glukosa, aspartame dan manitol.

8. Zat pewarna

9. Zat pengaroma

Baca Juga : Perhitungan Dan Cara Kerja Resep Obat Farmasi

Evaluasi Tablet

1. Waktu hancur

Waktu hancur tablet menggunakan alat desintegran. Menggunakan 6 tablet, media air, syarat uji waktu hancur harus <15 menit. Jika 1-2 tablet tidak hancur maka ditambah 12 tablet.

2. Kerapuhan

Uji kerapuhan menggunakan friability tester, menggunakan tablet >659 mg (10 tablet) atau <650 mg (6,5 gram tablet). Syarat uji kerapuhan yaitu bobot yang hilang < 1%.

3. Kekerasan

Uji kekerasan tablet menggunakan hardness tester dan menggunakan 10 tablet dengan berat 4-8 kg.

4. Disolusi

Uji disolusi menggunakan 6 tablet dengan suhu 37 - 0,5 derajat C.

5. Keseragaman sediaan

Uji keseragaman bobot menggunakan 30 sampel (10 tahap awal dan 20 tahap lanjutan)

Baca Juga : Formulasi Sediaan Krim

Sabtu, 12 Agustus 2023

Kumpulan Soal Dan Jawaban Dosis Obat, Konversi Dosis Dan Laju Infus

 KUMPULAN SOAL DAN JAWABAN DOSIS OBAT

1. Seorang anak 12 tahun, BB 45 kg, dengan keluhan mual dan muntah diberikan obat sirup domperidon dengan kekuatan 5 mg/ml dengan aturan minum 4 kali sehari 2 sendok teh. Berapakah jumlah domperidon yang dikonsumsi oleh anak selama satu hari ?

Jawab :

Diketahui : sediaan 5 mg/ml

                    Aturan minum 4 x 2 cth (5 ml)

                    4 x 2 x 5 ml = 40 ml/hari

Maka, 5mg/ml = x/40 ml (ml dicoret)

            x = 5 mg x 40 

            x = 200 mg

Jadi, jumlah domperidon yang dikonsumsi oleh anak selama satu hari adalah 200 mg.

Baca Juga : Regimen Terapi Diare Dan Konstipasi

2. Bayi D mengalami diare akibat infeksi bakteri, kemudian ia diresepkan antibiotik dengan dosis 100 mg/hari terbagi dalam 3 dosis selama 5 hari. diketahui apotek tersebut hanya memiliki antibiotik dengan kekuatan 200 mg/tab, berapakah tablet yang diperlukan untuk keseluruhan pengobatan bayi D tersebut ?

Jawab :

Jumlah tablet yang dibutuhkan               = 100 mg/hari x 5 hari (hari dicoret semua)

                                                                = 500 mg

500 mg/200 mg/tab (mg dicoret semua) = 2,5 tablet

jadi, jumlah tablet yang diperlukan untuk keseluruhan pengobatan bayi D adalah 2,5 tablet.

Baca Juga : Perhitungan Dan Cara Kerja Resep Potio Dan Pulveres

3. Bapak A dirawat di RS atas diagnosis syok hipofolemik, beliau kemudian akan diresusitasi dengan infus NaCl 1.200 ml selama 2 jam. Berapakah laju dari infus tersebut jika faktor kecepatan infus 20 tetes/ml ?

Jawab :

Diketahui v = 1.200 ml

                 t = 2 jam

                 ft = 20 tetes/ml

Ditanya R ?

R = v x ft / t

    = 1.200 ml x 20 tetes/ml / 120 menit (ml dicoret semua)

    = 200 tetes/menit

Jadi, laju dari infus tersebut adalah 200 tetes/menit.

Baca Juga : Perhitungan Dan Cara Kerja Resep Cream Dan Pulveres


Selasa, 08 Agustus 2023

Regimen Terapi farmakologi Konstipasi dan Diare

 Apasih Perbedaan Konstipasi dan Diare? 

Konstipasi atau sembelit merupakan keadaan dimana tinja mengeras, susah keluar, BAB jarang dan keluar darah saat mengejan. Sedangkan diare merupakan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari, feses cair dan tubuh terasa lemas atau dehidrasi.

Tanda dan gejala konstipasi 

1. Penurunan gerak peristaltik usus
2. Penurunan air dan lemak
3. Frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu
4. Tinja keras dan sulit keluar

Regimen Terapi farmakologi Konstipasi

Konstipasi
Untuk 1st terapi konstipasi adalah stimulan karena stimulan memiliki onset yang cepat. 

Terapi Non Farmakologi Konstipasi

1. Asupan serat dan cairan yang tinggi
2. Atur pola makan
3. Cuci tangan sebelum makan

Macam-Macam Golongan Obat Konstipasi

1. Osmotik
    Osmotik bekerja dengan meningkatkan osmosis dan menahan air yang mendorong tinja keluar dapat     bertahan di usus. Contoh obat golongan osmotik diantaranya yaitu laktulosa, garam magnesium, PEG     dan gliserin.
2. Bulk laksativ
    Bulk laksativ bekerja membentuk massa pada feses dengan menahan air di usus dan                                mempertahankan gerak peristaltik usus. Contoh golongan bulk laksativ diantaranya adalah serat dan     metil selulosa.
3. Emolien
    Emolien atau pelunak feses bekerja dengan menambahkan air dan lemak kedalam feses. 
    Contoh obat golongan emolien diantaranya yaitu natrium docusate dan paraffin cair.
    Hindari penggunaan obat golongan emolien dalam jangka waktu yang panjang.
4. Stimulan
    Stimulan bekerja dengan meningkatkan peristaltik usus.Contoh obat golongan stimulan adalah                 bisacodil dan senna. Efek samping golongan stimulan adalah diare dan hipokalemia.

Lini terapi untuk anak < 1 tahun     : Ekstrak malt, sirup jagung, laktulosa dan sorbitol
Lini terapi untuk anak >1 tahun   : PEG 1st, alternatif lain dapat menggunakan laksatif stimulan dan docusate.
Lansia                                              : larutan PEG
Ibu hamil                                         : Bisacodil suppo

DIARE

Lini terapi diare terbagi menjadi 2, yakni diare akut dan diare kronik.

Diare Akut

Diare akut terjadi selama <3 hari (tanpa infeksi), terdapat 2 terapi untuk diare akut:
1.  Antimotilitas atau opiat dan turunannya
    Antimotilitas atau opiat dan turunannya bekerja dengan mengurangi peristaltik di usus atau                      menghambat pergerakan usus.
    Contoh obat golongannya : loperamid dan difenoksilat.
2. Pengganti cairan dan elektrolit
    Penggunaan pengganti cairan dan elektrolit bertujuan untuk mengatasi dehidrasi pada pasien diare.        contoh obatnya yaitu oralit dan zinc.

Diare Kronik

Diare Kronik disebabkan oleh infeksi bakteri, feses berdarah dan berlendir serta diare terjadi selama >14 hari. Untuk terapi diare kronik harus menggunakan antibiotik.
Contoh obat terapi diare kronik :
1. Antibiotik
    Ciprofolxacin, digunakan untuk diare kronik akibat infeksi bakteri shigella, salmonella dan e.coli.
    Doxiciclin, digunakan untuk infeksi bakteri kolera.
    Azitromicin, digunakan untuk infeksi bakteri campilo bacter pylori.
2. Antisekretori (bismuth subsalicil)
3. Adsorben (kaolin pectin dan attapulgit)
   Adsorben bekerja dengan menyerap zat beracun serta nutrisi karna tidak selektif. efek samping:               konstipasi.

Terapi Diare Untuk Anak 

1. 1st Oralit
    Oralit diencerkan dalam 200 ml air atau dapat menggunakan garam dan gula dengan perbandingan 
    4 : 1
2. Zinc
    Zinc bekerja dengan memperbaiki motilitas usus.
    <6 bulan : 10 mg/hari (10 hari)
    >6 bulan : 20 mg/hari (10 hari)
3. Bayi <6 bulan (asi dan susu formula), >6 bulan (oralit)

Minggu, 06 Agustus 2023

Perbedaan Gerd, Gastritis dan Ulkus Peptikum Serta Golongan Obatnya

Apasih Perbedaan Gerd, Gastritis dan Ulkus Peptikum ? 
    Perbedaan mendasar dari ketiganya terletak pada penyebabnya, gerd atau gastritis disebabkan oleh asam lambung yang naik ke esofagus hingga menyebabkan iritasi, sedangkan ulkus peptikum disebabkan karena gerd dan infeksi bakteri h.pylori. Gerd atau gastritis disebabkan oleh kenaikan asam lambung ke esofagus hingga menyebabkan iritasi. Berikut terapi farmakologi gastritis : 
1. Golongan Antasida (1st) 
    Antasida memiliki kandungan zat aktif yang terdiri dari aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Antasida bekerja dengan cara menetralkan pH asam lambung. Pasien yang sedang menjalani terapi mengguankan antasida perlu memakan makanan yang mengandung tinggi serat, penuhi kebutuhan mineral, karena antasida memiliki efek samping konstipasi dan diare.
2. Golongan Antagonis H2 Bloker 
    Antagonis H2 Bloker bekerja di sel parietal untuk mencegah produksi asam lambung dan memblok reseptor histamin pada sel parietal.
Contoh obat golongan h2 bloker diantaranya yaitu ranitidin (eso konstipasi dan diare), simetidin (eso ginekomastia), famotidin dan nizatidin.

Baca Juga : Antiinflamasi

3. Golongan PPI (Pump Proton Inhibitor
     PPI dijuluki sebagai obat SR (sustained release) yang merupakan obat dengan pelepasan lambat. PPI dipecah di usus dua belas jari yang bekerja mencegah pembentukan asam lambung dengan memblok pompa K+ dan H+ ATPase di sel parietal lambung. Sebaiknya obat PPI dikombinasikan dengan golongan lain karena PPI tidak bekerja pada reseptor mual dan muntah.
Contoh obat golongan PPI diantaranya yaitu Omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, dan esomeprazol. Efek samping golongan PPI yaitu gangguan fungsi hati, konstipasi mual dan muntah.
4. Golongan Agen Mukoprotektif/Pelindung Mukosa
    Golongan Agen Mukoprotektif bekerja dengan membentuk lapisan mucus pada mukosa lambung atau obat yang digunakan untuk mengatasi luka pada lambung.
Contoh obat golongan Agen Mukoprotektif yaitu sukralfat dan rebamipide.
5. Golongan Analog Prostaglanding 
    Golongan Analog Prostaglandin bekerja dengan menstimulasi mukosa lambung dan menghambat sekresi asam lambung. contoh : misoprostol.


        Ulkus peptikum merupakan gerd atau gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri H.pylori. Terapi farmakologi ulkus peptikum harus diresepkan antibiotik oleh dokter. Berikut terapi Antibiotik ulkus peptikum : 
                                         2AB + PPI 
1. PPI + Amoxicillin + Claritomicin (2x sehari) 
2. PPI + Amoxicillin + Metronidazol + Tetrasiklin (4x sehari) 
3. PPI + Amoxicillin + Metronidazol + Claritomicin (2x sehari) 
pada hari pertama-sepuluh harus menggunakan golongan PPi, pada hari pertama-kelima antibiotiknya menggunakan amoxicillin, pada hari ke enam-sepuluh menggunakan metronidazol, hari ke enam-sepuluh menggunakan claritomicin. 

Untuk ibu hamil diterapi menggunakan antasida.